Mengenal Ninigi: Dewa yang Turun dari Surga untuk Memerintah Bumi dalam Mitologi Jepang

Mengenal Ninigi
Spread the love

Pendahuluan

Mitologi Jepang penuh dengan kisah-kisah menakjubkan tentang dewa-dewi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu tokoh yang sangat penting dalam mitologi ini adalah Ninigi, dewa yang dikirim dari surga untuk memerintah bumi. Mengenal Kisah Ninigi menggambarkan hubungan antara dunia manusia dan dunia ilahi serta memberikan wawasan tentang asal-usul kekuasaan dan legitimasi pemerintahan di Jepang.

Mengenal Asal-usul Ninigi dalam Mitologi Jepang

Ninigi, atau Ninigi-no-Mikoto, adalah cucu dari Amaterasu, dewi matahari yang sangat dihormati dalam mitologi Jepang. Amaterasu adalah salah satu dewa utama dalam Shinto, agama asli Jepang, dan sering dianggap sebagai leluhur langsung dari kaisar Jepang. Menurut mitos, Amaterasu merasa bahwa bumi membutuhkan kedamaian dan ketertiban, sehingga ia memutuskan untuk mengirim cucunya, Ninigi, ke bumi untuk membawa hukum dan tatanan.

Ninigi bukan hanya sekedar keturunan dewa-dewi, tetapi ia juga membawa tugas besar untuk menciptakan ketertiban di dunia manusia. Sebelum perjalanannya ke bumi, Ninigi menerima tiga harta keramat dari Amaterasu yang akan menjadi simbol kekuasaan dan legitimasi ilahi.

Perjalanan Ninigi dari Surga ke Bumi

Dikutip dari togel Singapore: Perjalanan Ninigi ke bumi bukanlah perjalanan yang mudah. Ia harus melewati berbagai rintangan dan tantangan yang diberikan oleh dewa-dewa lain serta makhluk supranatural. Ninigi dibekali dengan tiga harta keramat yang dikenal sebagai Sanshu no Jingi atau Tiga Harta Keramat: Kusanagi no Tsurugi (pedang), Yata no Kagami (cermin), dan Yasakani no Magatama (permata).

  • Kusanagi no Tsurugi (Pedang) Pedang ini melambangkan keberanian dan kekuatan. Kusanagi no Tsurugi adalah salah satu senjata yang paling terkenal dalam mitologi Jepang dan sering dikaitkan dengan pahlawan legendaris.
  • Yata no Kagami (Cermin) Cermin ini melambangkan kebijaksanaan dan kejujuran. Yata no Kagami sering digunakan dalam upacara Shinto untuk memanggil roh-roh dewa dan dianggap sebagai simbol kejujuran dan refleksi diri.
  • Yasakani no Magatama (Permata) Permata ini melambangkan kemurahan hati dan kebijaksanaan. Yasakani no Magatama sering dipakai sebagai perhiasan dan dianggap sebagai jimat keberuntungan.

Dengan bantuan dari kakek dan neneknya, Ninigi berhasil mengatasi berbagai rintangan dan tiba di puncak Gunung Takachiho di Kyushu. Tempat ini dianggap sebagai lokasi turun pertamanya di bumi dan menjadi pusat dari kekuasaannya.

Mengenal Peran Ninigi sebagai Penguasa Bumi

Setelah tiba di bumi, Ninigi mulai menjalankan tugasnya sebagai penguasa dan penegak hukum. Ia menikahi Konohana Sakuya-hime, putri dari dewa gunung, yang melambangkan kesuburan dan keindahan alam. Dari pernikahan ini, lahirlah beberapa anak yang kelak menjadi leluhur dari kaisar pertama Jepang, Jimmu.

Ninigi mengajarkan manusia tentang berbagai hal, termasuk cara bertani, mengolah tanah, dan hidup selaras dengan alam. Ia memperkenalkan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang damai dan makmur. Peran Ninigi sebagai pembawa hukum dan tatanan dari surga ke bumi menekankan pentingnya hubungan antara manusia dan dewa-dewa.

Warisan Ninigi dalam Budaya Jepang

Kisah Ninigi memiliki dampak yang mendalam dalam budaya dan tradisi Jepang. Hingga hari ini, kaisar Jepang dianggap sebagai keturunan langsung dari Amaterasu dan Ninigi, yang memberikan legitimasi ilahi kepada kekuasaan mereka. Upacara penobatan kaisar baru selalu melibatkan Tiga Harta Keramat yang dibawa oleh Ninigi, yaitu Kusanagi no Tsurugi, Yata no Kagami, dan Yasakani no Magatama.

  • Kusanagi no Tsurugi dalam Upacara Penobatan Pedang ini disimpan di Kuil Atsuta di Nagoya dan menjadi salah satu simbol kekuasaan kaisar. Dalam upacara penobatan, pedang ini melambangkan kekuatan dan keberanian yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
  • Yata no Kagami dalam Upacara Penobatan Cermin ini disimpan di Kuil Ise, tempat suci bagi Amaterasu. Cermin ini digunakan dalam upacara untuk mengingatkan kaisar akan pentingnya kejujuran dan refleksi diri.
  • Yasakani no Magatama dalam Upacara Penobatan Permata ini disimpan di Istana Kekaisaran dan melambangkan kebijaksanaan dan kemurahan hati yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Kisah Ninigi juga tercermin dalam berbagai festival dan perayaan di Jepang, yang sering kali melibatkan upacara dan ritual Shinto untuk menghormati para dewa dan leluhur. Hubungan antara manusia dan dewa-dewa yang ditekankan dalam kisah Ninigi tetap menjadi bagian penting dari identitas dan warisan budaya Jepang. Baca juga artikel kami yang berjudul Mnemosyne: Dewi Ingatan dalam Mitologi Yunani.

Kesimpulan

Ninigi adalah tokoh penting dalam mitologi Jepang yang menghubungkan dunia dewa dengan dunia manusia. Kisahnya tentang turun dari surga untuk memerintah bumi memberikan pandangan tentang asal-usul kekuasaan dan legitimasi di Jepang. Peranannya sebagai pembawa hukum dan tatanan dari surga, serta warisannya yang tetap hidup dalam upacara dan tradisi, menunjukkan betapa pentingnya hubungan antara manusia dan dewa dalam budaya Jepang. Kisah Ninigi tidak hanya menambah kekayaan mitologi Jepang, tetapi juga memberikan pemahaman tentang nilai-nilai dan keyakinan yang membentuk masyarakat Jepang hingga hari ini.